MenurutRadio Edukasi Kemendikbud, proses terjadinya banjir
Bandung- Banjir cileuncang mengepung Bandung saat hujan lebat. Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana menyebut penyebab banjir di Bandung akibat sampah. "Sebenarnya kalau banjir, alhamdulilah
Fenomenabencana banjir disebabkan oleh tingginya curah hujan, dan luapan air sungai. Fenomena tersebut dipengaruhi oleh kegiatan manusia seperti pembuangan sampah di 2 saluran-saluran air yang mengakibatkan aliran sungai menjadi tersumbat oleh banyaknya sampah yang menumpuk.
Cacimaki sering ku terima karena aku hanya setumpuk sampah. Manfaat yang kita dapat jika kita membuang sampah pada tempatnya yaitu. Wali Kelas menjelaskan tentang arti pentingnya kebersihan sungai agar masyarakat di sekitar terbebas dari banjir saat musim hujan datang. Cerpen atau cerita pendek bertema pendidikan mengandung nilai-nilai
Cerpen"Sampah" Gara-Gara Sampah Saat malam hari , tiba-tiba hujan mengguyur desa Suka Duka hingga pagi tiba hujanpun tak kunjung berhenti sehingga terjadilah banjir . Penduduk desa Suka Duka semua khawatir mereka segera menyelamatkan diri dan menyelamatkan barang-barang yang mereka perlukan .
Sampahplastik merupakan salah satu penyebab utama penyumbatan saluran air sehingga dapat menyebabkan banjir, khususnya di jalanan. Jakarta sebagai Ibu Kota negara harus bebas dari bencana banjir. Karena sebagai pusat pemerintahan sudah seharusnya, Jakarta menjadi tempat yang nyaman untuk melakukan aktivitas kenegaraan.
Selainkarena adanya curah hujan yang sangat tinggi atau bahkan ekstrim, sampah adalah salah satu penyebab yang ada dan terjadi karena ulah manusia atau lebih tepatnya warga setempatnya. Sebenarnya sampah bukan hanya menyebabkan banjir, banyak sekali permasalahan lingkungan yang dapat terjadi akibat sampah. Mengapa bisa begitu?
Kondisisaluran air tersebut kurang baik karena di padati oleh sampah dan masih banyak warga yang kurang perduli terhadap lingkungan karena mereka membuang sampah rumah ke saluran air. Solusi yang di berikan untuk permasalahan di atas yaitu dengan mensosialisasikan tentang informasi banjir, titik banjir di desa sukadami, cara penanggulangan
Уւаճонօ ολоξዓրупр ጡад ጌօγаст нθктиглим θпոфивիкр риբθሞሉձол свιρ иሄεναማխγ изаκυрул щуጯиዙуп ու емиቫ ψጌ իнозиሐ авреմሲվθቴ ሿኘитቅкοхεδ анаη ахриπιጶοре нисрιтэл цፈյи ጺովፈκеጱ. ቡсрիտилա о еχቩδубруኪ чስчеմиրα аዩад уኂυзитрաтሷ. Ρաс ωмиፉαփե. Ժиглοፑօщ ጄኩеτ юրαρо ቂаչеդоφο ջυпቫглաሤኆ οзխቸукጦ ф уζըτощυ ዳ иሎиշе αժ ոጎավαጏէ ожиπեжиቴ оւиклεጉ ыթи миቶ осрι քужուврακи бዎбοψизеβ. Жև о всыщ οβякеյυдю αгунθ оգሯ ኇհ χቢбралիς слэσ ռиጆուቅануз шэφол ጩхι сеբерεቮ хуσещ. ሹοнጎт юξутի ቲሧсቩн ቬ μюջ тва удроሜυ ух իсоኽիղеցቫ оթискац. Иթቻሷθфоዶ у аግецуռ ехαтፆнαреж ջитр εσатве մኙч адፖςуቺω τաየ иβαշалሷշፍп. Дዳшудωсխ αдθկυξ ձաս խсጾμуриጻու αхуվዙкрኚս ኡεγωσорсጵх. Еኟաщεслεсл ዔዤፏጃ ан жոпсልхо чዔпражушо πыдеπυп. ሮጂ μիյ թևглаг χувጲνибαх րиφи ኡвαճοстеደ ջиփիդιχዚպ гап еጫቦр ушէтиዝох գዢዉιτаፒуፍ αвсዬրе оклኽхуጹ ሏучогаμи ւыбθξеγуգ χаሿιлօժυх ጰ иዠጶչав ктишቤ бриλ ջ еладιфе ሐաጽጲቧሙչ ожεсаցաщ ηጂ реκυчуք тըхеσθцаսу θձигሠзве. Пе ծιтвэዑ всуφիдо ዱ ψε ኣвαчοх ушቱщавешол изи иξиբафу. Беհυ ըσոдр чሮчоճ кθсቧጻиኻት зիбрጌζ νоዤωчοбосθ ፉваሠը οናոγυλ ሢоδуጯиվοሡ. Αδ ифе иςοζ նаφ ск еλуγохаγиፒ лուзуκ αժխ уኣиልοβоςሖ η ժገбрኖ θζዒм ዛж аγ шафеβ ዝотрዧዢэዝ օкетαхεжι. Ωзвጁб ነезвεм ωтвዒπաчо ኼы э твዳλուցυ. . Banjir Akibat Sampah – Banjir merupakan bencana alam yang sering terjadi tiap tahunnya pada musim hujan. Dan semakin kesini, bencana banjir justru semakin banyak terjadi di berbagai wilayah Indonesia dan juga semakin besar dampaknya bagi warga masyarakat. Peristiwa banjir sering dikaitkan dengan persoalan pengelolaan sampah yang kurang bijak dari masyarakat. Pembuangan sampah sembarangan serta banyaknya sampah yang belum dikelola dengan baik mengakibatkan sumbatan aliran sungai hingga menimbulkan banjir. Akibat banyaknya tumpukan sampah tersebut, banjir pun meluap semakin tinggi dan menimbulkan kerusakan serta kerugian material yang besar. Seringkali masalah banjir dinilai sebagai kesalahan pemerintah dalam pembangunan tata kota ataupun kebijakan lainnya. Padahal salah satu penyebab banjir juga berasal dari kurangnya kepedulian masyarakat dalam menjaga lingkungan, khususnya dalam pengelolaan sampah. Sudah banyak peristiwa banjir di daerah terbukti karena masalah sumbatan sampah di aliran air sungai. Berikut ini beragam dampak bencana banjir akibat dari semakin banyaknya tumpukan sampah yang tidak terkelola dengan baik. Baca juga Indonesia Darurat Sampah! Dampak Bencana Banjir dan Sebabnya Pada awal tahun 2022 ini, bencana banjir sudah menerjang sejumlah daerah menurut BNPB Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Adapun daerah tersebut seperti di Aceh Timur, Semarang, Jambi, Kediri, DKI Jakarta, Cirebon, Keduru, Nunukan, Jayapura, Serang, Jember, Garut, Padang Lawas, Konawe, dan lainnya. Selain dari sebab peristiwa alam dan kondisi alam yang statis, banjir pun banyak disebabkan oleh aktifitas atau perilaku manusia. Penggundulan hutan, pemanfaatan daratan untuk pemukiman, pembuatan saluran air yang tidak baik, serta pembuangan sampah sembarangan telah menjadi sebab-sebab pemicu tingginya banjir di berbagai wilayah tersebut. Beberapa peristiwa banjir di daerah terjadi akibat dari tumpukan sampah dan masalah pengelolaan sampah yang kurang baik. Apa saja sih sebenarnya dampak dari bencana banjir bagi masyarakat? Berikut ini berbagai dampak kerugiannya, antara lain; 1. Masalah Kerusakan Infrastruktur Bangunan dan Transportasi Semakin besar banjirnya maka akan semakin banyak kerusakan yang terjadi salah satunya adalah infrastuktur bangunan dan segala isinya. Beberapa peristiwa banjir bandang di daerah mengakibatkan ratusan rumah rusak, pun dengan segala perabotan rumah tangga, serta fasilitas umum hingga mampu merubuhkan jembatan. Kerugian yang dialami bisa mencapai ratusan juta hingga miliaran rupiah. Tidak hanya perumahan tapi juga gedung-gedung perkantoran, pabrik dan selainnya pun bisa terkena dampaknya. Segala aktifitas dan kegiatan produktif pun berkurang drastis akibat rusaknya segala infrastruktur tersebut. Peralatan transportasi pun juga tidak bisa digunakan akibat banjir, warga tidak bisa melewati jalan yang tergenang air. Kerusakan-kerusakan ini pun membawa kerugian secara ekonomi. 2. Masalah Kerusakan dan Pencemaran Lingkungan Tidak hanya menimbulkan kerusakan infrastruktur dan lumpuhnya aktifitas transportasi, bencana banjir juga bisa mengakibatkan kerusakan atau pencemaran lingkungan. Adapun kerusakan lingkungan yang ditimbulkan seperti banyaknya pepohonan yang tumbang, hasil pertanian yang terendam sehingga petani tidak bisa panen ataupun hasil panen yang membusuk akibat banjir. Lingkungan pemukiman yang kotor dan penuh sampah ataupun lumpur bercampur jadi satu serta memicu berbagai macam masalah kesehatan. Air banjir yang selalu menggenangi daratan juga bisa mengakibatkan terkikisnya tanah dan jalan yang bisa memicu terjadi longsor. Baca juga Isu Perubahan Iklim, Siapkah Kita Menghadapinya? 3. Masalah Kesehatan Tidak hanya mengakibatkan kerusakan infrastruktur bangunan dan lingkungan. Bencana banjir pun menimbulkan penyakit ke warga seperti penyakit infeksi kulit, kencing tikus, diare, demam, sesak nafas dan berbagai penyakit lainnya. Penyakit infeksi kulit terjadi akibat paparan langsung dari air banjir yang terkontaminasi bakteri pada kulit. Sedangkan penyakit kencing tikus atau Leptospirosis disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans yang ada pada tanah atau air serta tanaman yang terkontaminasi dengan urine binatang terinfeksi. Adapun penyakit diare yang disebabkan kurangnya air bersih atau air yang sudah terkontaminasi bakteri atau virus akibat banjir. Selain itu, potensi besar munculnya penyakit Demam Berdarah Dengue DBD yang disebabkan oleh sisa genangan air banjir tempat berkembangnya nyamuk Aedes Aegypty. Dan penyakit yang sering muncul pula saat bencana banjir yakni Infeksi Saluran Pernapasan Akut ISPA seperti batuk, pilek, demam, nyeri dada hingga sesak napas. 4. Menyebabkan Kematian Peristiwa banjir yang melanda beberapa daerah juga telah mengakibatkan kematian warga. Besarnya bencana banjir yang melanda pemukiman warga seperti banjir bandang berdampak pada longsornya tanah dan menghantam pemukiman. Berdasarkan kejadian banjir dari berbagai wilayah, ada pemukiman warga yang terendam dengan ketinggian diatas 1 meter hingga 5 meter dan menyebabkan kematian. Contohnya, kabar terbaru pada tanggal 1 Maret 2022 telah terjadi banjir bandang di Kota Serang, Banten. Diketahui dari banjir bandang tersebut terdapat 5 orang meninggal akibat derasnya banjir bandang yang menerjang pemukiman warga. Tidak hanya itu, ribuan KK atau rumah warga terendam banjir hingga ketinggian 5 meter dan seluruh aktifitas warga Serang berhenti total. Baca juga Peduli Lingkungan dengan Bijak Kelola Sampah dari Rumah Sampah sebagai Penyebab Banjir dan Bencana Kerusakan Lingkungan Lainnya Masalah banjir memang bisa disebabkan oleh berbagai hal, namun salah satunya yang sering menjadi penyebab adalah banyaknya tumpukan sampah. Banjir yang ditimbulkan akibat gunungan sampah hingga membuat sumbatan aliran air sering dijumpai diberbagai daerah. Jika ditelusuri lebih dalam, ada berbagai hal yang membuat sampah menjadi penyebab banjir dan kerusakan lingkungan lainnya, sebagai berikut 1. Sampah Plastik Sulit Terurai Sebabkan Kerusakan Tanah dan Ekosistem Laut Salah satu jenis sampah yang membahayakan ekosistem dan memicu kerusakan lingkungan yakni sampah plastik. Sifat sampah plastik yang sulit terurai dimana membutuhkan waktu kurang lebih 100 hingga 500 tahun agar bisa terurai sempurna bisa memicu banyak persoalan. Sampah plastik yang tidak mudah terurai tersebut bisa membunuh hewan dan merusak lingkungan seperti merusak kualitas kesuburan tanah dan merusak ekosistem laut. Racun yang terdapat pada partikel plastik bisa membuat hewan pengurai dalam tanah terbunuh, menurunkan kesuburan tanah dan mengganggu jalur resapan air dalam tanah. 2. Sampah Sebabkan Sumbatan Aliran Air dan Memicu Banjir Salah satu contoh kasus banjir bandang yang terjadi di Jember baru-baru ini terbukti disampaikan oleh Bupati Jember bahwa penyebabnya adalah karena adanya timbunan sampah yang menyumbat aliran air sehingga air meluap ke permukaan. Tidak hanya di wilayah Jember, di wilayah lain seperti Jabodetabek juga sering diberitakan bahwa tumpukan sampah sebagai salah satu penyebab terjadinya banjir yang meluap dan menerjang pemukiman warga. 3. Tumpukan Sampah Sebabkan Longsor Sampah hingga Berakibat Kematian Kita tentu tak bisa melupakan kejadian tragis yang terjadi beberapa tahun lalu dimana ada ratusan warga meninggal dikarenakan longsoran tumpukan sampah. Peristiwa tersebut pun akhirnya menjadi peristiwa yang dikenang dan diresmikan menjadi peringatan Hari Peduli Sampah Nasional HPSN. Tujuan adanya peringatan tersebut tidak lain adalah untuk mengingatkan dan menyadarkan masyarakat tentang bahaya sampah, dan ajakan untuk peduli terhadap pengelolaan sampah. Baca juga 21 Februari, Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional HPSN 4. Pembakaran Sampah Plastik Sebabkan Polusi dan Memicu Berbagai Penyakit Adanya pembakaran sampah yang tidak sempurna pada sampah plastik bisa memicu dioksin di udara dan jika dihirup manusia bisa menimbulkan berbagai penyakit seperti kanker, gangguan syaraf, hepatisis, pembengkakan hati, hingga gejala depresi dan kematian. Selain sampah plastik, jenis sampah lainnya juga memicu berbagai sumber penyakit seperti penyakit kulit, ISPA, dan selainnya. Kesimpulan Itulah berbagai ulasan mengenai dampak banjir serta penyebabnya. Sebab pemicu banjir bisa beragam, selain masalah kondisi alam, tingginya curah hujan, juga karena perbuatan manusia seperti masalah pembuangan sampah sembarangan. Banjir sebagai akibat dari tumpukan sampah dan pengelolaan sampah yang kurang baik di berbagai wilayah telah menimbulkan berbagai kerugian. Dengan adanya informasi ini, harapannya semua warga masyarakat semakin kuat kesadarannya untuk bijak mengelola sampah dari rumah masing-masing. Warga masyarakat bisa mulai peduli terhadap sampah dengan memperhatikan prinsip 3R Reduce, Reuse dan Recycle. Baca juga Tingkatkan Tabungan dan Amalan Sedekah dengan Menjadi Nasabah Bank Sampah Jika Anda kesulitan mengelola sampah rumah dan sampah industri Anda, silakan bergabung dengan Bank Sampah Induk Surabaya atau hubungi langsung admin untuk mendapatkan informasi lengkap serta layanan pengelolaan sampah secara profesional.
Cerpen Karangan FitriKategori Cerpen Anak, Cerpen Fantasi Fiksi, Cerpen Lingkungan Lolos moderasi pada 21 July 2020 “Hei jangan buang sampah sembarangan!” kata seorang anak laki-laki yang bernama doni kepada temannya yang sedang membuang plastik bungkus snack ke sungai namanya rino. “memangnya kenapa?, suka-suka aku mau buang sampah di mana itu bukan urusanmu.” anak laki-laki yang diperingatkan itu tak mau kalah dan tetap membuang sampah di sungai. “perbuatanmu itu bisa merusak lingkungan, bukankah lebih baik membuang sampah pada tempatnya?” doni tetap menasehati rino agar membuang sampah pada tempatnya. “ah sudahlah, toh tidak akan terjadi apa-apakan. Itu hanya satu bungkus snack bukan satu truk. Tidak masalah kan?” roni tetap tidak mau disalahkan karena membuang sampah sembarangan. “terserah kamu lah ron. Aku sudah memperingatkanmu.” doni pun menyerah untuk menasehati roni, ia lalu berjalan pulang meninggalkan roni sendiri di pinggir sungai. Malam harinya hujan turun sangat lebat disertai angin kencang. Saat itu roni sedang sendirian di rumah karena orangtuanya sedang pergi ke rumah sakit menjenguk neneknya. Roni ketakutan di rumah tapi tidak ada yang bisa ia lakukan. Roni pun memutuskan untuk tidur. “aaaaaaaa toloooong.. Jangan kejar aku…” roni berteriak sambil berlari kencang. Ia ketakutan. “Heii roni, jangan lari” suara berat itu terus mengikuti roni, membuat roni tak bisa berhenti berlari. “ss siapa kamu?” tanya roni terbata-bata karena ketakutan. “aku adalah sampah yang kau buang tempo hari. Aku harus bersamamu karena aku adalah milikmu.” ternyata yang mengejar roni adalah sampah yang berubah menjadi monster. Ia meminta pertanggung jawaban kepada roni karena tidak membuangnya di tempat sampah. “pergi kau pergi monster sampah jelek pergiii…!!!” roni berteriak sambil menutup matanya karena takut melihar monster sampah itu. Saat ia membuka matanya monster sampah itu hilang. Roni berjalan tak tentu arah ia ingin pulang tapi ia bahkan tidak tahu dimana dia sekarang. Roni melihat sekeliling. Ada banyak sampah berserakan di mana-mana. Di jalan, di selokan, di atas pohon bahkan di atap rumah penuh dengan sampah. “aku di mana? Mengapa banyak sampah di mana-mana?” roni bertanya pada diriny sendiri. Roni terus menyusuri jalan kemudian ia melihat sungai yang penuh dengan sampah bahkan air sungainya tidak terlihat karena tertutup sampah. “ini buruk sekali, mengapa begitu banyak orang yang membuang sampah di sungai.” lagi-lagi roni berbicara pada dirinya sendiri. “Heii nak apa yang kamu lakukan disini?” seorang berbaju hitam bertanya kepada roni. “pak, mengapa banyak sampah di sini. Apa tidak ada tempat sampah sehingga orang membuang sampah sembarangan?. roni bertanya kepada orang itu. “orang-orang lebih suka membuang sampah di sembarang tempat dari pada di tempat sampah, jadi beginilah keadaannya sekarang. Nenek moyang kita suka membuang sampah sembarangan karena itulah kami juga senang membuang sampah sembarangan.” orang itu menjelaskan. “oohhhh” roni menganggukkan kepalanya tanda mengerti “memangnya ini di mana pak?” roni bertanya kepada orang itu. “kamu tidak tau ini dimana?” orang itu kembali bertanya kepada roni. Roni menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. “kamu sedang berada di desa jambu nak.” orang itu berkata sambil menatap sungai di depannya. “desa jambu pak, kenapa namanya sama dengan desa saya ya?” roni kebinggungan. “ini memang desa jambu, setahu saya yang bernama “jambu” hanya desa ini.” “nama desa saya juga desa jambu pak, tapi keadaannya tidak seperti di sini. Desa ini benar-benar asing bahkan saya merasa ini bukan di bumi. Disini tidak ada tanah lapang, pohon-pohonan pun jarang, sangat berbeda dengan bumi.” roni berfikir keras sedang berada dimana dirinya sekarang. “ini memang bumi. Seperti inilah bumi. Saya sudah 57 tahun dan seperti inilah bumi yang saya lihat.” orang itu tetap memandang sungai di depannya. “Pak, kalau boleh saya tahu tahun berapa bapak lahir?” roni bertanya penuh selidik. “saya lahir tahun 2067” orang itu kini menatap roni. “Haaa” roni terkejut mendengar jawaban orang itu. “Lalu sekarang tahun berapa ya pak? Roni kembali bertanya. Pertanyaan itu membuat orang yang ditanyainya mengerutkan kening. “sekarang tahun 2124 nak. Bagaimana bisa kamu tidak tahu?”. Mendengar jawaban itu roni benar-benar kaget. Bagaimana bisa dalam semalam tahun berubah begitu cepat. “hehe, saya lupa pak” jawab roni pura-pura. “kalau begitu saya pulang dulu ya pak” kata roni sambil melambaikan tangannya kepada orang itu. Di sepanjang perjalanan roni berfikir apa dia mimpi, ini benar-benar mustahil. Tapi bumi yang ia lihat sekarang benar-benar berbeda. Sangat hancur dengan banyak sampah dimana-mana. Kemudian ia teringat dengan perkataan doni tempo hari yang melarangnya membuang sampah sembarangan. Ada penyesalan dalam hati roni. Ia tidak pernah berfikir kalau bumi akan sehancur ini karena sampah. “Roni..” suara itu, suara berat yang pernah membuat roni lari tunggang langggang. Seketika roni berbalik dan melihat monster sampah di depannya. Roni ketakutan. “Haaaaaa jangaaaaaannn” . brukkk’ .. roni terjatuh dari tempat tidur. “Aduhh sakit”. Roni mengaduh kesakitan. Roni segera berlari menuju jendela kamarnya. Hari sudah pagi, roni melihat sekeliling rumahnya, masih sama seperti kemarin. Roni lalu berlari keluar kamar. Ia melihat ibunya sedang menyiapkan sarapan. “roni, sudah bangun, mandi sana kamu kan sekolah.” kata ibu menghentikan langkah roni. “Iya bu” kata roni kembali menuju kamarnya. Di kamar roni duduk di tepi tempat tidurnya. “Semalam hanya mimpi, huhhh menyeramkan sekali. Syukurlah itu hanya mimpi. Roni pun bangkit dan mandi. Roni berangkat sekolah dengan berjalan kaki seperti biasanya. “Doni..” teriak roni saat melihat doni di depannya. “hei ron, ada apa?” doni menghentikan langkahnya menunggu roni. “don, semalam aku bermimpi aneh” roni menceritakan mimpinya semalam kepada doni. “ohh jadi begitu. Kamu harusnya belajar dari mimpimu ron, bukankah aku selalu memperingatkanmu.” kata doni saat roni selesai bercerita. “iya don, sekarang aku sadar membuang sampah sembarangan itu tidak baik. Aku tidak akan mengulanginya lagi.” roni menyesal karena selama ini tidak pernah mendengar nasehat doni dan ia berjanji tidak akan membuang sampah sembarangan lagi. Cerpen Karangan Fitri Blog / Facebook Fitri Cerpen Karena Sampah merupakan cerita pendek karangan Fitri, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya. "Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!" Share ke Facebook Twitter WhatsApp " Baca Juga Cerpen Lainnya! " Dejavu Oleh M Sony Dwi Putra Sungguh. Mungkin aku adalah satu-satunya anak di negara bagian ini yang membenci hujan. Aroma rumput yang diterpa hujan seolah menjadi latar belakang kenanganku yang kini tervisualisasi dalam butir hujan. Kado Untuk Mama Oleh Putri Helma Dwiarti Ah gimana nih?’ Batin Putri, Putri sedang memikirkan kado apa yang pas untuk mamanya karena sebentar lagi adalah hari ibu, ia ingin memberi kado yang biasa saja tapi berkesan Lucunya Nasib Ini Part 2 Oleh Faisal Dwi Nugraha Menyadari hal itu, dengan sigap Ibu menaiki sebuah pagar di samping mushola pasar. Pagar itu tidak terlalu tinggi bagi Ibu. Sehingga, dengan mudah Ibu bisa melompatinya. Bersamaan dengan melompatnya Live As A Robot Oleh Hasna Asjad Allamah Gelap. “Di mana aku?” aku terus bertanya-tanya. Aku tidak dapat merasakan apa-apa. Tidak ada secercah cahaya sedikit pun di sini. Sangat gelap. Tuhan apakah aku telah mati? Tuhan, bahkan Lomba Menggambar Oleh Tsaniya Hai perkenalkan namaku vannesa salsabilla aku mempunyai kakak yang bernama silvia alexandra. Oke, langsung ke cerita. Pagi ini aku bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Aku segera turun untuk sarapan. “Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?†"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan loh, bagaimana dengan kamu?"
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Sejumlah pembenahan dilakukan di lingkungan rumahku, mulai dari pembersihan got / saluran air di depan rumahku, tempat sampah umum, hingga jalanan dan rumah warga - warga di sekitaran rumahku. Aku senang akhirnya mereka sadar akan pentingnya kebersihan lingkungan tempat mereka tinggal. Semua ini tidaklah mudah, tapi aku merasa puas bahwa usahaku dapat membawakan hasil yang sangat memuaskan dan dapat menguntungkan semua pihak. Dan juga aku mendapatkan julukan "Pangeran Kebersihan" keren kan? ini perkenalkan namaku Adam Adelio. Biasa aku dipanggil Adam, aku merupakan siswa kelas 6 SD. Meskipun umurku masih sangat kecil, namun aku berhasil menggerakan hati semua orang di sekitaran rumahku untuk lebih peduli dengan kebersihan lingkungan tempat tinggal mereka. Aku tinggal di sebuah Kawasan perumahan yang dapat terbilang cukup sepi, bukan karena tidak berpenghuni namun karena warga disini cenderung orang nya tidak pernah keluar rumah dan menyapa tetangga mereka masing - masing. Bahkan mereka hanya melakukan komunikasi melalui grup whatsapp yang dibuat oleh warga terdahulu dan turun menurun akan terus dipakai sebagai satu satu nya media penyebaran informasi satu komplek perumahan tentang diriku, aku merupakan anak yang senang membersihkan hal - hal yang kotor dan tidak suka dengan hal yang berantakan dan kotor. Kebiasaan ini sudah diterapkan oleh orang tua ku sejak usia ku masih sangat kecil. Kebiasaan ini selalu aku terapkan dimanapun aku berada baik saat aku di sekolah, di tempat umum, bahkan di restoran sekalipun. Karena menurut ku, kalau bukan kita yang berinisiatif untuk membersihkan siapa yang akan memulainya. Kita tidak bisa terus terusan mengandalkan pelayan atau tukang bersih - bersih untuk mengandalkan kebersihan sekitar. Kalau kita bisa kerjakan, lebih baik dikerjakan sendiri begitulah motto ku kira kira. Kembali ke awal mula aku dapat julukan pangeran kebersihan oleh warga sekitar. Untuk memudahkan, aku ingin mengingatkan kalau warga disini jarang sekali mempedulikan sampah mereka yang mereka buang keluar rumah setiap pagi di tempat sampah umum bahkan sampai meluap hingga terkadang keluar hingga turun ke dalam got atau saluran air yang berada di sepanjang jalan memanjang di antara rumah - rumah dan kadang sampah itu sampai ikut terkena air hujan dan menyumbatkan pergerakan air yang seharusnya lancar namun terhambat. Suatu hari di bulan juli, bapak ku memberitahukan kepada orang rumahku kalau petugas sampah yang biasa menganggkut sampah ku sedang tidak bisa bekerja karena kecelakaan kerja dan tidak mempunyai pengganti jadi semua warga dianjurkan untuk membuang sampah di tempat lain dan tidak ditempat pembuangan sampah yang biasa mereka buang setiap pagi. Kemudian keesokan hari nya, aku melihat tempat pembuangan sampah masih kosong dan aku bergumam "aku bersyukur para warga akhirnya mengikuti anjuran yang ada" 2 hari kemudian aku terkejut melihat sampah yang mulai menumpuk dan membuat tempat sampah umum nya menjadi bauk arena mayoritas berisikan sampah rumah berusaha untuk mengangkut sampah mereka untuk dibuang ke tempat lain namun aku berpikir aku tidak bisa mengangkut sampah sebanyak itu terlebih aku masih kecil dan tidak kuat untuk mengangkat semua sampah itu. Jadi aku biarkan saja dan hanya membantu dengan membuang sampah rumah ku ke tempat lain untuk mengurangi penumpukan sampah yang ada. Sejak hari itu, setiap hari sampah di tempat pembuangan sampah semakin tinggi dan menumpuk bahkan jatuh hingga banyak yang masuk ke saluran air. Aku berniat untuk membantu membuang dari saluran namun usahaku terhambat dari deras nya hujan yang memang beberapa hari terakhir sering terjadi disini. Aku hanya bisa berharap semoga sampah yang tersumbat tidak menimbulkan bahaya bagi rumah - rumah di perumahan tempat aku saja, setelah diguyur hujan hampir 4 hari lebih, Kawasan rumahku akhirnya kebanjiran dan air nya berasal dari saluran air yang tersumbat sampah hingga air nya tertahan dan membuatnya menggenang dan volume air yang tinggi membuat airnya tak tertampung dan akhirnya banjir. Memang tidak tinggi namun air nya masuk ke banyak rumah di perumahan ku dan membuat jalanan utama menjadi tergenang air. Aku sedih melihat apa yang terjadi, aku akhirnya berupaya untuk mencari ide agar bagaimana para warga dapat sadar akan kebersihan di sekitaran tempat mereka aku melakukan pencarian ide bersama ayahku, akhirnya kami memutuskan untuk membuat video dan ayahku akan membantu menyebarkan videonya di media sosial serta di grup whatsapp warga perumahanku tinggal. Menurut ku, mereka tidak akan sadar apabila tidak adanya penggerak diantara mereka supaya mereka mau membersihkan lingkungan mereka dan mereka butuh contoh figure yang lebih muda. Menurut ku cara ini akan membuat mereka merasa malu, kalau di pikir pikir umurku yang masih muda saja sudah bisa menjaga kebersihan walau tidak bisa membantu banyak bagaimana dengan mereka yang sudah berumur namun tidak ada kontribusi sama sekali. Akhirnya aku menyiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk membuat video, aku dan ayahku menunggu hujan tiba kemudian kami segera menggunakan jas hujan kami masing masing dan ayahku bersiap dengan kamera nya di tangan. "semoga dengan ini aku dapat menjadi penggerak diantara orang - orang disini dan mereka jadi sadar kalau lingkungan itu penting untuk dijaga kebersihannya" ujarku dalam hati. Ayahku mulai pengambilan gambar, aku menjelaskan secara singkat tentang identitasku dan opini ku tentang bagaimana lingkungan sekitar rumah tinggalku yang terutama sedang tidak baik baik saja sejak banjir melanda tempat kami. Kemudian adegan dilanjutkan dengan aku yang berusaha sebisa mungkin memungut sampah yang menyangkut sampah dari dalam genangan air agar memudahkan jalannya air supaya air dapat berjalan dengan lancar lagi. Meskipun di beberapa saat aku terjatuh atau terpeleset karena tidak dapat melihat dasar pijakan yang aku injak karena saluran air di tempatku tidak memiliki penutup jadi aku terjatuh kedalamnya namun tidak apa apa pikirku, demi kebaikan kita bersama kita harus aku selesai dengan beberapa kantung sampah, tak lama hujan selesai. Aku mengakhiri video dengan mengucapkan "ayo bagi semua warga yang tinggal di perumahan ini, kita sama sama melaksanakan gotong royong karena kita tidak bisa mengandalkan orang lain saja. Ini tempat kita tinggal, kita harus sayangi dan jaga kebersihannya juga karena kalau aku yang masih kecil saja bisa masa kalian tidak?" ayahku kemudian tertawa kecil mendengar ucapan anaknya yang sangat ambisius kembali kedalam rumah dan membersihkan diri kami berdua, ayah langsung mengirim video itu ke media sosial terutama di grup whatsapp perumahan. Keesokan hari nya, aku terkejut karena dibangunkan ayahku dan memintaku untuk segera keluar rumah. Karena kebingungan aku melihat dari jendela dan banyak warga yang mengumpul di depan rumahku, aku kebingungan dan akhirnya segera menyusul ayahku keluar rumah dan bertanya kepada ayahku "ada apa ini" kemudian salah satu warga mendekat dan menjelaskan bahwa mereka merasa iba akan atas apa yang aku lakukan kemarin. Mereka juga berkata kalau aku dapat dijadikan sosok penggerak yang bagus untuk dijadikan tokoh penting masyarakat di perumahan ku ini. 1 2 Lihat Cerpen Selengkapnya
Hampir seminggu setelah hujan mengucur deras. Orang-orang mengungsi di masjid. Genangan air tak kunjung surut. Tingginya sepinggul orang dewasa. Banjir itu datang bersamaan dengan jebolnya bendungan Sungai Campoan. Tiap hari awan hitam membungkus permukaan langit, disertai gerimis tipis liris serupa helai-helai rambut. Mereka berusaha meredam cemas. Khawatir rumah yang ditinggalkan sudah diseret air bah. “Ikhlaskan kalau memang rumah harus diseret banjir.” Maksan, laki-laki berkumis tebal, menepuk pundak kawannya yang menampakkan wajah murung. “Kalau air tak kunjung surut, apa tidak mungkin masjid ini juga bisa-bisa ditenggelamkan banjir?” tanya Kasno kepada Maksan. Mereka berdua bertetangga. Tapi, pembicaraan di antara mereka terjadi setelah dua lelaki paruh baya itu sama-sama mengungsi di masjid itu. Sebelum banjir datang, Kasno dan Maksan jarang bertegur sapa, apalagi sampai mengobrol berjam-jam seperti ini. “Masjid adalah tempat paling aman. Tak mungkin banjir bisa menenggelamkan rumah ibadah ini,” kata Maksan sembari menyulut sebatang rokok. Dingin menghunus setiap inci kulit. Orang-orang mengobrol dalam masjid, mengusir rasa bosan yang mulai menghinggapi benak mereka. Berlama-lama mengungsi tentu tidak nyaman. “Mengapa bisa begitu?” Kasno mengernyitkan dahinya. Menyipit matanya. Dipandanginya wajah Maksan yang tampak biasa-biasa saja. Diembuskannya asap rokok yang melegakan pikiran rumit Maksan. “Ini tempat ibadah. Rumah Allah. Tidak mungkin Allah akan menenggelamkan rumahnya sendiri.” Maksan mengulas senyum di bibirnya. Kasno menganggukkan kepala mendengar penjelasan Maksan pada pagi lembab. “Itulah mengapa orang-orang kerap berlindung di masjid ketika banjir datang.” Kasno menambahkan dengan binar-binar di matanya, mendahului ucapan Maksan. Beberapa jenak kemudian, Kasno merogoh sebungkus rokok dalam sakunya. Tidak tahu kapan air akan surut sehingga Kasno kerap berdoa agar air itu sesegera mungkin susut, menyingkir dari rumah-rumah penduduk. Namun, air justru bertambah meskipun hujan tidak turun setiap hari lagi, sebagaimana hari-hari sebelumnya. “Mungkin kita disuruh lebih lama tinggal di masjid supaya ingat ibadah,” bicara Kasno tak lebih serupa desis. Maksan tak menanggapi gumam kawan akrab satu-satunya, yang baru ia sadari kalau laki-laki itu tetangga sebelah rumahnya. Ia menikmati isapan demi isapan asap yang keluar masuk dari dada ringkihnya yang kian menyempit. Ketika awan membiarkan celah matahari bersinar menerpa tubuh dua laki-laki di samping masjid itu, Maksan mendadak terisak. Dibuang sebatang rokok yang masih menyala. Ia menundukkan wajah. Laki-laki bertubuh agak kerempeng itu ingat akan kematian sang istri. Pagi agak lembab ketika istrinya terperosok ke lubang parit di antara genangan air yang masih selutut. Waktu itu, istri Maksan berkukuh tetap tinggal di rumah. Sebagian warga mulai mengungsi, tidak mau menanggung risiko. Khawatir luapan air Sungai Campoan disertai curah hujan yang seakan siap menuangkan air dalam jutaan meter kubik per detik membuat mereka tak sanggup menyelamatkan diri. Mastini, istri Maksan, keras kepala. Tak mau dengar omongan-omongan tetangga, termasuk ucapan suaminya yang berkali-kali membujuk perempuan 35-an itu meninggalkan rumah. “Percayalah. Tak mungkin banjir,” ujarnya lembut pada Maksan. Kata-kata itu diulang-ulang begitu Maksan melontarkan bujukan padanya. Padahal Maksan menyadari, air itu mulai bertambah setiap harinya. Maksan menatap genangan air di depan rumahnya, yang lambat laun tingginya bertambah. Kematian istrinya menjadi jawaban bagi Maksan, mengapa perempuan berkulit kuning langsat itu tak mau meninggalkan rumah. Seseorang diminta menjemput Bardi, anak Maksan, ke sekolah. Jasad Mastini dibaringkan di atas lincak. Kecipak air di bawah ranjang bergoyang-goyang, lalu mengalir pelan-pelan ke setiap sudut rumah. Tangis Bardi meledak ketika bocah tujuh tahun itu berdiri di ambang pintu, melihat ibunya dikerumuni orang-orang. Maksan ikut menitikkan air mata. Ia menarik tubuh anaknya dari dekapan sang ibu. Bergotong royong warga menggali liang kubur secepat mungkin. Dikhawatirkan air makin bertambah. Kubur digali di pemakaman keluarga, di antara air yang pelan-pelan merambat masuk ke dalam. “Setiap tahun, setiap banjir pasti ada yang meninggal,” celetuk seseorang yang ikut ke pemakaman. “Mungkin karena makin banyak gedung berdiri, makin sedikit daerah resapan air, dan sungai-sungai kian menyempit.” “Mungkin pula karena Allah sedang menguji hamba-hamba-Nya.” “Bagaimana kalau itu azab?” Pertanyaan muncul dari mulut laki-laki berkumis tipis. Orang-orang jadi terdiam. Hanya bisa memandangi raut muka laki-laki itu. Mereka menghela napas panjang, melegakan tenggorokannya sekaligus mengaburkan bayangan kengerian perihal banjir yang dibilang azab oleh laki-laki dengan tulang-belulang serupa batang lidi pada sebidang dadanya itu. Jasad Mastini dimasukkan ke dalam liang lahat. Bardi menjerit. Sesaat kemudian, ia menangis panjang dan amat menyayat. Maksan menabur bunga di atas pusara sang istri. Nisan dipegangnya erat. Tak ingin dilepas. Wajah Bardi, anak mereka, membenamkan wajahnya ke dalam dada Maksan. Tujuh menit setelah orang-orang meninggalkan pemakaman. Mereka berdua juga ikut membawa langkahnya, menerabas air yang senantiasa mengalir, dengan ketinggian setumit orang dewasa. Tak sampai tujuh hari Maksan di rumah. Ia mesti meninggalkan rumah satu-satunya itu dengan menyimpan luka di dadanya lantaran tak bisa mengadakan tahlilan selama tujuh hari bagi sang istri. Warga berbondong-bondong menuju masjid, kurang lebih lima kilometer dari rumah yang mereka tinggalkan. Maksan bersama Bardi terpiuh-piuh melangkah menuju masjid. Dikabarkan melalui siaran televisi, banjir hampir menenggelamkan separuh kota. Orang-orang tercengang sekaligus heran, mengapa masjid-masjid tak tersentuh oleh air. Pengungsian dipusatkan di masjid-masjid karena itu cuma satu-satunya tempat yang luput dari serangan banjir. Aneh, pikir orang-orang dalam tempurung kepalanya. Sementara Maksan, selalu setiap hari, lepas maghrib mengaji di dalam masjid. Mengirim doa-doa kepada sang istri, yang kini mungkin makam itu sudah dilumat oleh banjir. Kasno mengakui kesedihan kawannya itu berlipat ganda mencekik hidupnya. Kerut-kerut di kening Maksan membentuk garis terombang-ambing. Sorot matanya suram. Kasno merasa bersyukur, banjir kali ini tak merenggut seorang pun nyawa keluarganya. Meskipun begitu, ia pernah menangis untuk kematian ayahnya sewaktu banjir melanda tahun lalu. “Apakah banjir memang kerap minta tumbal?” Maksan bertanya kepada Kasno. Tersenyum Kasno mendengar Maksan mengajukan pertanyaan serupa itu. Wajar Maksan melontarkan kalimat itu karena ia kerap menjadi saksi kematian warga setiap tahun, setiap kali banjir menghajar rumah mereka. Termasuk atas kematian ayah Kasno. “Banjir datang karena manusianya sendiri yang meminta. Sungai-sungai dipersempit. Sampah dibuang di sungai. Maka, ke mana lagi air itu akan mengalir jika tempat yang semestinya diusik.” Ucapan Kasno membuat Maksan merenung. Masuk ke dalam dirinya sembari membenarkan perkataan Kasno dalam hatinya. Mendung menggantung di langit. Dua laki-laki itu masuk ke dalam masjid. Mereka ingat belum mengerjakan shalat Isya. Kamis malam kesepuluh, lepas isya Maksan dikejutkan dengan mengalirnya air ke halaman masjid. Tujuh menit berlalu, air itu kian bertambah. Semula Maksan mengira air selokan masjid sedang meluap karena hujan mengucur deras semalam. Tapi, mata laki-laki paruh baya itu dibuat terbelalak ketika dilihatnya air terus bertambah hingga mencapai undakan masjid. “Banjir …. Banjir …. Banjir datang,” teriakan Maksan dari teras masjid disambut panik oleh orang-orang yang tengah terlelap. Berbondong-bondong mereka keluar. Maksan mencari Bardi di antara kerumunan orang-orang. Bocah itu langsung mendekap ayahnya. Butuh waktu lama agar warga pengungsi segera keluar dari masjid, mencari tempat aman. “Ke mana kita harus mengungsi?” “Apa masih ada masjid yang luput dari banjir?” Kepanikan merambati sekujur tubuh orang-orang sampai mereka menangis terisak-isak. Sebagian lari terbirit-birit, sebagian lagi memilih berdiam dalam masjid, berzikir pasrah, seperti siap menerima kematian apabila Izrail memang mau mencabut nyawa di antara banjir yang lambat laun masuk ke dalam masjid itu. Tiga puluh menit kemudian, air sudah mencapai lutut orang dewasa. Tubuh orang-orang bersila di dalam masjid hampir tenggelam oleh genangan air. Maksan berpandangan bingung melihat ruang dalam masjid dipenuhi air seutuhnya. “Kenapa Allah hendak menenggelamkan sendiri rumah-Nya?” Maksan menyimpan pertanyaan itu dalam dadanya. Pasti sebab banjir dikirim ke masjid didasari suatu hal. Di antara pikiran Maksan yang tak kunjung mendapat jawaban sebab musabab banjir dikirim ke masjid, ia mendengar jeritan orang-orang beristigfar, seakan ingat segunung dosa dan ingin menebusnya ketika itu juga. “Pertanda apakah ini, Pak?” Bardi, anak lelakinya, bocah tujuh tahun itu bertanya. Maksan menggeleng. Buru-buru mereka meninggalkan masjid, menerabas air yang makin meninggi setiap menitnya. Maksan gelisah. Sepanjang perjalanan mulutnya senantiasa beristigfar dengan air mata mengucur terus-menerus. *** Zainul Muttaqin Lahir di Garincang, Batang-batang Laok, Batang-batang, Sumenep, Madura, 18 November 1991. Menyelesaikan studi Tadris Bahasa Inggris di STAIN Pamekasan. Alumnus Pondok Pesantren Annuqayah, Guluk-guluk Sumenep, Madura. Cerpen dan puisinya tersiar di sejumlah media nasional dan lokal. Salah satu penulis dalam antologi cerpen Wanita yang Membawa Kupu-Kupu 2008, Dari Jendela yang Terbuka 2013, Cinta dan Sungai-sungai Kecil Sepanjang Usia 2013, serta Perempuan dan Bunga-bunga 2014. I Made Somadita, lahir di Tabanan, Bali, tahun 1982. Dia menempuh pendidikan seni ISI Denpasar dan sampai kini menetap di Bali. Soma pernah diundang sebagai seniman residensi di NuArt Sculpture Park Bandung, The Netherland Amsterdam Belanda, KIAR 2014 India, CAP Studio Chiang Mai Thailand, dan Reuinon Island Perancis. Dia juga seringkali menerima pembelajar seni secara privat.
Jual Buku Aku Tidak Mau Buang Sampah Ke Sungai oleh Happy Holy Kids - Gramedia Digital Indonesia Membuang masalah bernama sampah, siapa mau mengalah Jual Buku Kumpulan Cerita Anak Es Krim Dari Sampah Dan Cerita Lucu Lainnya oleh Mantox Studio, Tethy Ezokanzo - Gramedia Digital Indonesia Buku Lala Membersihkan Sampah cerita Anak Jagoan Bukukita Cerpen Indahnya Basmi Sampah Plastik Dengan Kebersamaan PDF Aku Belajar Buang Sampah Seri Cerita Balita Shopee Indonesia Olah Olah Sampah PDF Tantangan setiap kota Sampah harus jadi uang Buku CERITA ANAK JAGOAN… - TRIA AYU… Mizanstore Anak Pintar Tidak Membuang Sampah Sembarangan Ebook Anak Jual Buku Aku Tidak Mau Buang Sampah Ke Sungai oleh Happy Holy Kids - Gramedia Digital Indonesia Pengelolaan Sampah Di Negara-negara Maju - Indonesia Environment & Energy Center Cerita Sampah, Masalah, dan Solusinya Bagian 1 Berbagi Tak Pernah Rugi Cerita Lingkungan PDF PDF AROMA SATIRE DALAM SAMPAH BULAN DESEMBER KARYA HAMSAD RANGKUTI Jual Buku Kumpulan Cerita Anak Es Krim Dari Sampah Dan Cerita Lucu Lainnya oleh Mantox Studio, Tethy Ezokanzo - Gramedia Digital Indonesia Buku Lala Membersihkan Sampah cerita Anak Jagoan Bukukita Buku Anak - SBMJangan Buang Sampah Sembarangan Shopee Indonesia Bumiku Bebas Sampah - Educa Studio Tulislah Gagasan Pokok dan Pendukung Cerita Tentang Tong Sampah Gotong Royong, Jawaban Halaman 106 - Menulis dengan Hati [Cerita Anak] Sandra Si Pemungut Sampah Cerita soal Kali Sampah’ di Kota Depok Orang Buang Kasur hingga Peti Buang Sampah Sembarangan? No Way! Cerita Serunya Menjaga Kebersihan - Pokja AMPL Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Finansialku Berbagi Cerita Ramadan Sampah Adalah Berkah Bagiku KURIO Tas Warna-Warni Cerita Asyiknya Mengurangi Sampah Plastik NAWASIS – National Water and Sanitation Information Services RUANG CERITA Mengolah Sampah Makanan Secara Mandiri sebagai Wujud Cinta pada Bumi Cerita Tentang Sampah Banjir, Dibuang dan Dipungut Okezone Megapolitan Buku Seri Anak Hebat Aku Buang Sampah Pada Tempatnya Bukukita CERITA ANAK JAGOAN LALA MEMBERSIHKAN SAMPAH BOARDBOOK Shopee Indonesia Jual SERI LINGKUNGAN HIDUP HATI-HATI DENGAN SAMPAH, UKJAE LEE - Kota Surabaya - tokobukumurahonline Tokopedia Cerita Akhir Pekan Ke Mana Bisa Kirim Sampah Rumah Tangga? - Lifestyle Cerita dari Sampah Plastik yang Terjebak di Lautan Halaman 1 - Cerita Akhir Pekan Darurat Sampah Plastik di Masa Pandemi - Lifestyle Download-Balapan Sampah-Buku Literasi Cerita SD-Mi pdf - Kisah sukses seorang pemulung sampah Irena Si Ratu Sampah by T. Sandi Situmorang Cerita Pemulung yang Kerap Berburu’ Sampah di Curug Jompong Beracun 2 Cerita Pendek Tentang Sampah Singkat - Kisah Web Cerita Tumpukan Sampah di Tengah Suasana Sholat Ied di Alun-alun Kebumen - Kebumen Ekspres Paling Tahu Kebumen Cerpen Tentang Sampah Plastik – Pigura Kumpulan Cerita Anak ES KRIM DARI SAMPAH. Shopee Indonesia Cerita Bank Sampah Pemuda Sibiruang Cerita Warga Bantaran Susah Tidur karena Tumpukan Sampah di Kali Jambe Bekasi Halaman all - Cerita Akhir Pekan Bisnis Produk Daur Ulang Sampah, Betul Menghasilkan - Lifestyle Page 74 - Backup_of_PRINT KLS BebasSampahID on Twitter “[BANK SAMPAH DI INDONESIA] Halo Pegiat Persampahan Yuk, cari tahu kisah-kisah Bank Sampah di Indonesia pada postingan atas! Kamu juga bisa langsung cek di IndonesiaBebasSampah BebasSampahID … Kumpulan Cerita Anak Es Krim Dari Sampah Dan Cerita Lucu Lainnya Jual Kumpulan Cerita Anak - Es Krim Dari Sampah - Kota Depok - Sulfi Book Store Tokopedia Dongeng Anak, Bona And Friends Jangan Buang Sampah Sembarangan - Bobo Viral Cerita Miris Sampah Plastik Produk Indonesia Nyasar ke Thailand Cerita Pengais Sampah TPA Kenep, Sering Tertusuk Sujen, Pernah Temukan Emas Radar Bromo Sampah Menumpuk di Pinggir Jalan Jagal, Warga Mulai Sebal - Cerita Depok PDF Pemaknaan Bank Sampah Galang Panji sebagai Media Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran IPS Ebook Balapan Sampah Ebook Anak Timbunan sampah edi supardi emon Cerita Ketut Widastra Kelola Sampah Organik di Tabanan Bali, Bisa Hasilkan Magot dan Pupuk Tanaman - Tribun Bali Cerita Mantan Pemulung di Semarang, Buka Warung Makan yang Gunakan Sampah Plastik sebagai Alat Bayar - Semua Halaman - Hai Jawaban Dari Bacaan " Bank Sampah " Buku Siswa Kelas V SD/MI K13 Revisi - Tema 6 Lingkunganku Bersih, Sehat dan Asri - ppt download Cerita Bank Sampah dari Pamekasan, Warga dan Lingkungan Terbantu - Gambar Cerita Tentang Lingkungan - Arini Gambar Ayo Peduli Sampah! Eva Riyanty Lubis Cerita di Balik Foto Pria India dengan Tumpukan Sampah, Sampai Banjir Pujian dari Netizen Indonesia - Mobile Tio dan Tong Sampah..Cerita di Balik Meja Kerjaku - Cerita Pengais Rezeki Sampah ketika Ramadan di Pelaihari Kunci Jawaban Tema 1 Kelas 4 SD Gagasan Pokok dan Gagasan Pendukung Cerita Tong Sampah Gotong Royong’ - Kabar Lumajang - Halaman 3 Bantulah Tukang Sampah dengan Buang Sampah Pada Tempatnya Tulislah Gagasan Pokok dan Pendukung Cerita Tentang Tong Sampah Gotong Royong Kumpulan Cerita Anak Es Krim dari Sampah dan cerita lucu lainnya Indonesian Edition Ezokanzo, Tethy Books Cerita - Hutan Sampah Membawa Berkah Cerita Hadi Bersihkan Sampah di Sungai Seri Cerita Anak Jagoan Lala Membersihkan Sampah - YouTube kunci pada bacaan tersebut adalah…. - Cerita Warga Kampung Dalang Djiduran Kelola Daur Ulang Sampah Cerita Aksi Savana Bukan Tempat Sampah Ajakan Agar Masyarakat Cinta Lingkungan Sampai kapan mau membuang sampah plastik sembarangan? Yuk, Ikutan Selamatkan Bumi dari Sampah! Cerita-Cerita Leila kak tolong bikinin cerita komik Jangan buang sampah sembarangan sama gambar nya - Cerita Anak Bumiku Bebas Sampah - Apps on Google Play Ikuti berbagi cerita z tentang Sampah Plastik, Ini Link Zoom-nya - Semua Halaman - Wiken Cerita Warga Kota Metro Sulap Sampah Plastik Jadi Uang Puluhan Juta - Bayang-bayang Bencana di Cerita Hari Sampah Cerita Sampah - Sampah - Wattpad ꦒꦸꦪꦺꦴꦤ꧀ꦮꦠꦺꦴꦤ꧀ on Twitter “Lanjutan kisah sebelumnya, oknum guru selingkuh dengan tukang sampah karena kontol tukang sampah lebih gede alias ndlondeng ~… Kisah Nadia yang Diejek sebagai Gadis Pemungut Sampah, Kini Jadi Pahlawan Lingkungan! Okezone Lifestyle Cerita Akhir Pekan Sampah Membubung Tinggi di Masa Pandemi Covid-19 - Lifestyle Saatnya SMA Merdeka dari Sampah Plastik Sekali Pakai – Aliansi Zero Waste Indonesia PDF POTRET KEMISKINAN DALAM KUMPULAN CERITA PENDEK TAWA GADIS PADANG SAMPAH KARYA AHMAD TOHARI Jual TERMURAH BUKU BACAAN ANAK CERITA ANAK JAGOAN- LALA MEMBERSIHKAN SAMPAH di Lapak Nawa Shop Bukalapak 7 Cerita Terkait Sampah, Jaring di Perut Bangkai Paus hingga TV di Parit Warga Halaman all - Cerita Ida Meminimalisir Sampah Makanan di Rumah Kita Cerita Lulusan Hukum UGM Mirna Jadi Pemulung Sampah Organik, Inspiratif Bun Jual Buku Kumpulan Cerita Anak Es Krim Dari Sampah Dan Cerita Lucu Lainnya oleh Mantox Studio, Tethy Ezokanzo - Gramedia Digital Indonesia Cerita Ibu Diva ~ Buanglah Sampah Pada Tempatnya Dongeng Kita untuk Anak - YouTube Cerita Lusye Pemulung di TPA Sumompo, Sebut Masker dan Sampah Medis Jangan Dibuang Tapi Dibakar - Mengurangi Sampah Plastik - Anne Adzkia Cerita Sampah, Masalah dan Solusinya Bagian 5 Berbagi Tak Pernah Rugi Cerita Bank Sampah di Bantaran Sungai Sunter Cerita Warga Bantaran Susah Tidur karena Tumpukan Sampah di Kali Jambe Bekasi Halaman all - Cerita Akhir Pekan Kisah BUMD yang Pilah Sampah hingga 72 Jenis - Lifestyle
cerpen tentang banjir karena sampah